Senin, 04 Juli 2011

Kecantikan dan Jatuh cinta

Ini kali cerita masih ada hubungannya dengan kecintaan saya terhadap Bajaj. Beberapa hari yang lalu, ketika saya harus berangkat ke Jakpus (ingat bukan jenis kucing baru ni, Jakarta pusat maksudnya). Saya terlambat dari jadwal keberangkatan yang biasa saya lakukan. Sedikit sih gak banyak, paling sekitar 10 menit! Iya iya saya ngaku sepuluh menit lebih dikit. Hehehe… tapi betapa tak beruntungnya saya, sudah telat, ternyata bus yang saya tumpangi jalannya kek uler keket ketimpa batu 7 ton (nah loh bingung dah bayanginnya, stop your imagination!). Sampai akhirnya saya harus naik bajaj dan untung si bajaj jalannya kek belut, siut sini siut sana, mantaB.

Pada awal perjalanan naik bus semua baik-baik saja. Saya duduk di samping pak sopir yang sedang bekerja. Bukan dipangkuannya loh, saya duduk di depan sebelah kiri bus belakang kondektur, dan saya memilih duduk dengan seorang bapak-bapak setengah baya yang terlihat mengantuk. Tas yang lumayan berat, saya pegang erat-erat (udah kayak balonku aja) dan sandarkan di dada. Hari itu saya sadar betul busana yang saya pakai sedikit “mengundang”. Jadi saya tutuplah dengan erat.

Tapi ada kalanya memang tas itu melorot (inget saya bilang tas ya bukan yang lain), dan undangan yang tidak di sebar tapi secara kontan mengundang itu membuat si kondektur yang ada di depan saya “main mata”. Tadinya, saya ramah dan si kondektur yang sering di bentak-bentak sopir itu selalu merengut. Tapi setelah dia “tahu”, eh dia mendadak rajin senyam-senyum di spion (bukan yang di luar bus tapi yang di dalam. Yang mungkin fungsinya untuk ngintip ada tidaknya orang yang mau turun itu loh sebelah kiri atas) bahkan sering juga dia melihat ke arah saya yang notabene di belakangnya. Dalam hati saya memaki diri sendiri, ini nih yang bisa buat orang mikir mendingan cewek seksi aja yang diberantas daripada “menyekolahkan” mata laki-laki. Kalau misalnya tahu, terus liat, terus pura-pura tidak tahu atau okelah sedikit mengagumi sebentar tapi terus memandang ke arah lain gak jadi masalah. Tapi, udah tahu, terus ngeliat, senyam – senyum kecentilan, seakan minta di culek (ini pakai bahasa teman saya ririn ni heheheh yang artinya apa ya padanan bahasa indonesianya? Can you help me, anyone?) matanya itu lain ceritanya
.

Kalau kecantikan itu menjadi salah satu masalah mungkin seperti ini salah satunya. Kecantikan tidak selalu bercerita mengenai jatuh cinta pada pandangan pertama saudara-saudara. Kecantikan juga kadang bisa membawa bencana, (seperti misalnya kalau saya yang nggak terima trus menghunus tas saya dan membantingnya tepat di kepala sang kondektur).

Saya jadi ingat nih, teman saya yang bilang bahwa dia nggak percaya cinta pada pandangan pertama. Yang ada nafsu pada pandangan pertama.ya kalau dalam kondisi saya mungkin. Tapi kan ndak semua begitu, soalnya ada yang mengaku bahwa ketika ia bertemu pasangannya, nuraninya seraya berkata, “ini dia”. Meski mungkin dia tidak pake baju oke atau cantik rupawan nian permai wajahnya. Ya intinya jatuh cinta tidak pasti berhubungan dengan kecantikan. Jatuh cinta sepenuhnya urusan hati. Seperti juga Patah hati, sakit hati dan memaafkan, semuanya urusan hati.

Tadi siang ada yang tiba-tiba minta maaf sama saya. Saya si bukannya nggak ngerti maksud dia. Saya cuma ndak yakin yang dia maksud itu beneran minta maaf karena itu atau karena yang lain. Atau ingin menyambut hari valentine seperti saya saja hehehe, Saya tidak tahu secara pasti. sebab ia menolak mengungkapkannya. Dari mana saya tahu kalau dia tiada berkata?. Saya pribadi sih tak menganggap serius permintaan maaf tersebut seperti juga dia tidak menganggap serius pertanyaan saya.

Memang sih jujur saja, pahitnya cinta kadang memengaruhi pola pikir kita ketika memandang sesuatu dan itu adalah pengalaman berharga seumur hidup. Tapi bukan berarti hal itu membuat hati kita jadi hanya berisi dua rasa, benci atau suka. Padahal masih banyak rasa yang belum kita incip di dunia ini.

Saya nulis ini sebenernya karena keinginan saya untuk memberi sebuah karya penuh cinta guna merayakan vals day. Tapi kok yang saya tulis jadi curhatan, nggak happy ending lagi. Uhh sebenernya saya ini maunya nulis yang indah-indah loh tapi kok jadi kontradiktif akhirnya?, piye to?.

Saya ingin bilang makasi buat orang-orang tercinta di sekeliling saya, yang selalu mendoakan dengan untaian kata yang berbunga-bunga, seorang yang menemani saya sampai tulisan ini selesai dibuat, terima kasih buat mama-bapak, kakak-kakak ipar, ponakan, nenek, tante-ohm, sepupu2, sahabat2, rekan2, pembaca sekalian atas supportnya. Maaf saya tak bisa memberi lebih. Tapi yang pasti Tuhan tahu bahwa saya sangat mencintai kalian….. oalah min kok koyok skripsi ae. kirim salam hehehe.(01.45).

Tidak ada komentar: