Senin, 21 November 2011

Kekurangan dan Rejeki

Banyak orang bilang bahwa rejeki sudah ada yang ngatur. Sekeras apapun kita berusaha kalau memang bukan rejekinya pasti nggak akan sampai ke kita.

Pernyataan ini saya renungkan sepanjang perjalanan saya dari depan Boquaer (baca Boker, panjangnya Botani square) sampai dengan pinggir jalan menuju gang kost saya di jalan pajajaran. Sebab orang miskin sekalipun belum tentu oang yang malas berusaha. begitupun sebaliknya.

Saya sering heran dengan tingkah para sopir angkot yang suka ngetem atau berhenti di pinggir jalan(ya eyalah kalo ditengah jalan namanya mogok kale) hanya untuk nunggu penumpang. Tidak cukup 5 menit kalau mereka sudah ngetem. Bisa 15 menit sampai setengah jam.

Andai saja dia meresapi pernyataan di atas. Bahwa rejeki itu sudah ada yang mengatur. Nggak perlu dia berusaha ngetem untuk nunggu penumpang berlama-lama sedangkan mungkin rejeki dia bukan di situ. Bisa jadi di pinggir jalan lain, se-pleton anak sekolahan yang pengen pulang nunggu angkotnya. Semakin lama dia ngetem semakin lama rejeki datang padanya.

I am there, must be for a reason. Biasanya saya suka geregetan kalau sudah masuk angkot tapi ternyata angkotnya nggak jalan-jalan dan saya dipaksa ikut nunggu lama dalam kebengongan dan rintihan mesin angkot yang sudah kronis. Tapi kali ini saya sabar, sempat terlintas pikiran untuk turun dan pindah angkot. Melihat banyak angkot yang capjus. Tapi tidak kali ini, saya diam duduk tenang di dalam angkot yang tidak jalan. Dan itu menyadarkan saya bahwa memang ada sesuatu entah di mana, yang mengatur segalanya termasuk hati manusia. Itulah yang saya yakini sebagai Tuhan. Dan ya, rejeki itu sungguh telah di atur.

Kita nggak perlu takut kekurangan, kehabisan atau kelewatan. Semua kebutuhan kita akan selalu terpenuhi. Dan itu hanya membutuhkan satu hal yaitu, percaya. Kuatkan hati kawan, sungguh tak ada yg bisa memberi apa yang kita minta kecuali Dia. Kita hanya tinggal minta, ya mintalah dan Percaya. :) have a nice day!

Tidak ada komentar: